Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sambutan Mendikbud Ri Pada Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Berikut salinan lengkap dari Sambutan / Pidato Mendikbud RI pada peringatan Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) tahun 2019 yang akan diperingati secara nasional pada hari Sabtu, tanggal 2 Mei 2019 dengan tema “Pendidikan dan Kebudayaan Sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila” :

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Di hari yang membahagiakan ini, ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, kita panjatkan puji dan syukur atas izin, rahmat, dan karunia-Nya, kita semua berkesempatan untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional ini.

Di Hari Pendidikan Nasional ini, atas nama pemerintah, izinkan saya menawarkan apresiasi pada semua pihak, pada semua pelaku pendidikan di mana pun berada, yang telah mengambil kiprah aktif untuk mencerdaskan saudara sebangsa. 

Untuk para pendidik di semua jenjang, yang telah bekerja keras membangkitkan potensi peserta didik untuk menjadi insan berkarakter mulia, yang dapat meraih impian dan menjadi pembelajar sepanjang hidup, terimalah salam hormat dan apresiasi dari kita semua.

Bapak, Ibu, dan Hadirin yang mulia,

Republik tercinta ini digagas oleh belum cukup umur muda terdidik dan tercerahkan. Pendidikan telah membukakan mata dan kesadaran mereka untuk membangun sebuah negeri Bhineka yang modern. Sebuah negara yang berakar pada budbahasa dan budaya bangsa nusantara, beralaskan semangat gotong royong, tetapi tetap mengedepankan dan menumbuhkembangkan prinsip kesejajaran dan kesatuan sebagai sebuah negara modern.

Pendidikan telah membukakan pintu wawasan, menyalakan cahaya pengetahuan, dan menguatkan pilar ketahanan moral. Persinggungan dengan pendidikanlah yang telah memungkinkan para perintis kemerdekaan untuk mempunyai gagasan besar yang melampaui zamannya. Gagasan dan perjuangan yang membuat Indonesia dijadikan sebagai referensi oleh bangsa-bangsa di Asia dan di Afrika. Dunia terpesona pada Indonesia, tidak saja sebab adalah keindahan alamnya, atau keramahan penduduknya, atau keagungan budayanya, tetapi juga sebab adalah gugusan orang-orang terdidiknya yang berani mengusung ide-ide terobosan dengan ditopang pilar moral dan intelektual.

Indonesia adalah negeri penuh berkah. Di tanah ini, setancapan ranting dapat tumbuh menjadi pohon yang rindang. Alam subur, bahari melimpah, apalagi jikalau melihat mineral, minyak, gas, hutan, dan semua gugusan kekayaan alam. Indonesia adalah wajah cerah khatulistiwa. Namun, kita semua harus sadar bahwa aset terbesar Indonesia bukan tambang, bukan gas, bukan minyak, bukan hutan, ataupun segala macam hasil bumi; aset terbesar bangsa ini adalah insan Indonesia. Tanggung jawab kita sekarang adalah mengembangkan kualitas insan Indonesia.

Manusia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci kemajuan bangsa. Jangan sesekali kita mengikuti jalan berpikir kaum kolonial di masa lalu. Fokus mereka, kaum colonial itu, adalah pada kekayaan alam saja dan tanpa peduli pada kualitas manusianya. Kaum kolonial memang tiba untuk mengeruk dan menyedot isi bumi Nusantara, menguras hasil bumi Nusantara. Karena itu, mereka peduli dan tahu persis data kekayaan alam kita, tetapi mereka tidak pernah peduli dengan kualitas insan di Nusantara.

Kini kita sudah 70 tahun merdeka. Kemerdekaan itu bukan hanya untuk menggulung kolonialisme, melainkan juga untuk menggelar kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan sampai kita hanya tahu perihal kekayaan alam, tetapi tidak tahu kualitas insan di negeri kita. Kita harus berkonsentrasi pada peningkatan dan pengembangan kualitas manusia. Kita dihentikan mengikuti jalan berpikir kaum kolonial yang terfokus hanya pada kekayaan alam, tetapi--sekali lagi saya tegaskan melupakan soal kualitas manusia.

Mari kita jawab, tahukah kita berapa jumlah sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, jumlah perguruan tinggi tinggi tinggi di daerah kita? Tahukah kita berapa banyak belum cukup umur di wilayah kita yang terpaksa putus sekolah? Tahukah kita perihal kondisi guru-guru di sekolah yang mengajar belum cukup umur kita? Tahukah kita perihal tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru untuk memajukan sekolahnya?

Lebih jauh lagi, berjuta jumlahnya putra-putri Indonesia yang sekarang telah berhasil meraih kesejahteraan. Pada kita yang telah sejahtera itu, terperinci terlihat bahwa pendidikan adalah hulunya. Karena pendidikanlah, maka terbuka peluang untuk hidup lebih baik.

Pendidikan itu mirip tangga berjalan yang mengantarkan kita meraih kesejahteraan yang jauh lebih baik. Pertanyaannya, sudahkah kita menengok sejenak pada dunia pendidikan yang telah mengantarkan kita sampai pada kesejahteraan yang lebih baik?

Pernahkah kita mengunjungi sekolah kita dulu? Pernahkah kita menyapa, bertanya kabar dan kondisi, serta berucap terima kasih pada guru-guru yang mendidik kita dulu? Bagi kita yang sekarang berkiprah di luar dunia pendidikan, mari kita luangkan perhatian. Mari ikut terlibat memajukan pendidikan. Mari kita ikut iuran untuk membuat generasi belum cukup umur kita dapat meraih yang jauh lebih baik dari yang berhasil diraih oleh generasi kita ini. Dan, iuran paling praktis adalah kehadiran. Datangi sekolah, datangi guru, datangi belum cukup umur pelajar, kemudian terlibat untuk berbagi, untuk menginspirasi, dan terlibat untuk ikut memajukan dunia pendidikan kita.

Bapak, Ibu, dan Hadirin yang berbahagia,

Wajah masa depan kita berada di ruang-ruang kelas, memang. Akan tetapi, hal itu bukan berarti bahwa tanggung jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan. Secara konstitusional, mendidik adalah tanggung jawab negara. Namun, secara moral, mendidik adalah tanggung jawab setiap orang terdidik. Mengembangkan kualitas insan Indonesia harus dikerjakan sebagai sebuah gerakan bersama. Semua harus ikut peduli, bahu-membahu, saling sokong dan topang untuk memajukan kualitas insan Indonesia lewat pendidikan.

Oleh sebab adalah itu, Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian, peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini kita mengambil tema ‘Pendidikan dan Kebudayaan Sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila’.

Kata kunci dari tema tersebut adalah “Gerakan”. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu, pendidikan tidak dapat dipandang sebagaisebuah aktivitas semata. Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat. Kita mendorong pendidikan menjadi gerakan semesta, adalah gerakan yang melibatkan  seluruh elemen bangsa: masyarakat merasa memiliki, pemerintah memfasilitasi, dunia bisnis peduli, dan ormas/LSM mengorganisasi. Berbeda dengan sekadar “program” yang “perasaan mempunyai atas kegiatan” hanya terbatas pada para pelaksana program, sebuah “gerakan” justru ingin menumbuhkan rasa mempunyai pada semua kalangan. Mari kita ajak semua pihak untuk merasa peduli, untuk merasa mempunyai atas problematika pendidikan semoga semua bersedia menjadi belahan dari ikhtiar untuk merampungkan problematika itu.

Gerakan pencerdasan dan penumbuhan generasi berkarakter Pancasila adalah sebuah ikhtiar mengembalikan kesadaran perihal pentingnya huruf Pancasila dalam pendidikan kita. Sudah digariskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik semoga menjadi insan yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Itulah huruf Pancasila yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional kita.

Menumbuhkembangkan potensi anak didik mirip itu memerlukan karakteristik pendidik dan suasana pendidikan yang tepat. Di sinilah Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian, peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi amat relevan untuk mengingatkan kembali perihal karakteristik pendidik dan suasana pendidikan.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional ini tidak dapat dilepaskan dari sosok Ki Hadjar Dewantara, yang pada tanggal 2 Mei merupakan hari kelahiran Bapak Pendidikan Indonesia itu. Ki Hadjar Dewantara menyebut sekolah dengan istilah “Taman”. Taman merupakan tempat berguru yang menyenangkan. Anak tiba ke taman dengan senang hati, berada di taman juga dengan senang hati, dan pada dikala harus meninggalkan taman, maka anak akan merasa berat hati. Pertanyaannya, sudahkah sekolah kita menjadi mirip taman? Sudahkah sekolah kita mejadi tempat berguru yang menyenangkan?

Sekolah menyenangkan mempunyai berbagai karakter, di antaranya adalah sekolah yang melibatkan semua komponennya, baik guru, orang tua, siswa dalam proses belajarnya; sekolah yang pembelajarannya relevan dengan kehidupan; sekolah yang pembelajarannya mempunyai ragam pilihan dan tantangan, di mana individu diberikan pilihan dan tantangan sesuai dengan tingkatannya; sekolah yang pembelajarannya memperlihatkan makna jangka panjang bagi peserta didiknya.

Di hari Pendidikan Nasional ini, mari kita kembalikan semangat dan konsep Ki Hadjar Dewantara bahwa sekolah harus menjadi tempat berguru yang menyenangkan. Sebuah wahana berguru yang membuat para pendidik merasakan mendidik sebagai sebuah kebahagiaan. Sebuah wahana berguru yang membuat para peserta didik merasakan berguru sebagai sebuah kebahagiaan. Pendidikan sebagai sebuah kegembiraan. Pendidikan yang menumbuh-kembangkan potensi peserta didik semoga menjadi insane berkarakter Pancasila.

Ikhtiar besar kita untuk pendidikan ini hanya akan dapat terwujud apabila kita semua terus bekerja keras dan makin membuka lebar-lebar partisipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan. Mulai hari ini, kita harus mengubah perspektif bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan kita dan ikhtiar memajukan pendidikan adalah juga tanggung jawab kita semua.

Mari kita teruskan kerja keras, kerja bersama ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Mahakuasa, selalu membimbing kita semoga mampu meraih dan melampaui impian bangsa kita tercinta. Amin.

Selamat Hari Pendidikan Nasional, jayalah Indonesia!

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Download Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudaan Republik Indonesia dalam Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tanggal 2 Mei 2019 dengan klik artikel berikut. Semoga bermanfaat dan terimakasih… …!

Sumber pola artikel : Kemdikbud RI


Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Sambutan Mendikbud Ri Pada Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2019"