Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anindo Dorong Pancasila Masuk Kurikulum Pendidikan Dasar Sampai Akademitinggi

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Negara yang berazaskan Pancasila, terkait hal tersebut berikut informasi terkait dorongan dari Anindo kepada Pemerintah supaya Pancasila dimasukkan dalam kurikulum dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan akademi tinggi tinggi, berikut informasi selengkapnya…

Ketua Umum Aliansi Nasionalis Indonesia (Anindo), Edwin Henawan Soekowati, mendorong Pancasila untuk diwajibkan masuk ke dalam kurikulum pendidikan nasional.

"Kami mendorong supaya pemerintah mewajibkan pendidikan Pancasila dimasukkan ke dalam kurikulum, baik di jenjang pendidikan dasar sampai akademi tinggi tinggi. Langkah ini penting untuk menyampaikan pemahaman pengetahuan Pancasila dan menciptakan sikap yang Pancasilais bagi warganegara," kata Edwin kepada wartawan di Jakarta, Jumat (6/3).

Karena menurut Edwin, Pancasila yakni penggalan yang sangat penting bagi pendidikan huruf bangsa. Terlebih nilai-nilai hakiki Pancasila mulai terkikis. "Mulai dari ekonomi, sosial budaya dan politik yang kini dijalankan seluruhnya sudah menganut sistim liberalisme," tegas Edwin.

Di bidang ekonomi misalnya lanjut Edwin, Indonesia makin tidak sanggup melepaskan sistim liberalisme. Contoh, sistim ekonomi dilepas pada pasar. Di mana sektor-sektor kebutuhan vital masyarakat, yakni migas, minerba (mineral dan kerikil bara), pangan, air dan kebutuhan pasar lainnya, sebagian besar dikuasai oleh segelintir pengusaha yang mempraktekkan sistim kartel.

Jadi sistem ekonomi Pancasila sudah mulai terkikis alasannya derasnya imbas liberalisme dan globalisasi.

"Hal ini terperinci bertentangan dengan ideologi Pancasila yang kita anut dan tujuan ekonomi Bangsa Indonesia, yakni memajukan kesejahteraan umum menyerupai juga amanat dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV dan diimplementasikan pada Pasal 33 UUD 1945," terangnya.

Begitu pun di bidang politik, sebagian rakyat Indonesia sudah meninggalkan prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat. Sebagian elite politik kini lebih senang mengedepankan ego kelompoknya masing-masing. "Sudah tidak ada lagi keinginan bermusyawarah dalam merampungkan perbedaaan," ujar Edwin.

Beberapa teladan kasus yang sempat menciptakan kegaduhan di tanah air, menurut Edwin di antaranya betapa begitu panasnya persaingan ketika Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 lalu. Kemudian terjadinya goresan antara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) versus Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Terakhir yang masih hangat yakni perseteruan antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan seluruh anggota DPRD DKI Jakarta. Pertikaian tersebut ujar Edwin, sampai ke tingkat grass road, terbukti pertikaian di sosial media menyerupai facebook dan twitter.

"Sepertinya bangsa Indonesia sudah begitu jauh dengan prinsip-prinsip musyawarah untuk mufakat dalam merampungkan masalah. Bangsa Indonesia kini lebih memilih berdebat dan saling menghujat yang ingin saling mempermalukan satu dengan yang lainnya," kata Edwin.

Padahal ujar Edwin, Pancasila yakni tujuan hidup Bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran dan keinginan tabiat yang meliputi kejiwaan dan tabiat yang sudah berurat berakar di dalam kebudayaan Bangsa Indonesia.

Untuk itu Edwin meminta Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk sungguh-sungguh mendorong Pancasila dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan nasional.

Agar visi misi Trisakti dengan acara nawa citanya yang merupakan alat untuk mewujudkan keinginan nasional, yakni masyarakat yang adil dan makmur menurut Pancasila dan UUD 45 tercapai. "Jangan visi dan misinya Trisakti, tapi bercita rasa liberalisme," pungkas Edwin.(fas/jpnn)


Sumber https://www.duniaedukasi.my.id/

Posting Komentar untuk "Anindo Dorong Pancasila Masuk Kurikulum Pendidikan Dasar Sampai Akademitinggi"